Jika bicara mengenai bunga khas Indonesia, Anggrek mungkin terlintas di pikiran Anda. Bunga anggrek sampai ke Indonesia sekitar 200 tahun silam, dan mulai sekitar 50 tahun lalu ramai dibudidayakan. Pada 5 Juni 1990, Anggrek Bulan resmi menyandang gelar Puspa Pesona atau bunga Nasional. Sampai hari ini, anggrek tetap menjadi bunga kebanggaan Indonesia dan tak surut popularitasnya. Anggrek sesungguhnya adalah sebutan untuk famili yang terdiri dari sekitar 27.800 spesies tanaman berbunga, yang asal-usulnya bervariasi dari seluruh dunia. Kini bahkan sudah ada lebih dari 100.000 kultivar dan tanaman anggrek hasil kawin silang.
Ditambah lagi, anggrek merupakan tanaman hias berbunga yang memiliki kelebihan tak ‘rewel’ perawatanya. Namun, yang kerap kali dikeluhkan penghobi anggrek adalah tanaman mereka yang lambat berbunga. Padahal, sesungguhnya, itu bukan masalah, jika Anda mengerti cara kerja anggrek dan mengenali tiap-tiap jenis bunganya. Rata-rata anggrek baru berbunga 18 bulan sejak penanaman dari botol, sehingga membutuhkan kesabaran ekstra dalam memeliharanya.
Mengerti karakteristik tiap-tiap anggrek penting, sebab setiap bunga memiliki kondisi habitat yang berbeda. Contohnya, anggrek yang sesuai ditanam di dataran rendah adalah jenis anggrek dendrobium atau vanda. Di dataran sedang, anggrek bulan atau cattleya sesuai untuk ditanam, sedangkan, anggrek spesies phapiopedilun atau cymbidium cocok di dataran tinggi. Kami juga menyediakan bibit tanaman anggrek disini.
Setelah mengerti masing-masing anggrek dan habitatnya, pikirkan mengenai kebutuhan air dan pemupukan. Sebagian besar anggrek yang ditanam penghobi anggrek adalah yang bersifat epifit, atau semacam parasit, yang di habitat aslinya tumbuh di pohon indung. Untuk menanam anggrek jenis ini, hendaknya gunakan media penanaman yang berpori jika menanamnya di pot.
Penanaman inilah yang menjadi cukup penuh intrik, sebab media berpori cepat kering. Namun, jangan terkecoh, karena ini tidak serta-merta berarti tanaman kelebihan air dan Anda tidak boleh terlalu sering menyiramnya. Banyak sedikit air yang seharusnya diberikan untuk tanaman anggrek Anda pun, tergantung dari berbagai hal, seperti pencahayaan, cuaca dan suhu udara, kelembaban, aliran udara, bahkan media penanaman dan ukuran pot.
Pada tempat penanaman yang banyak terpapar cahaya, suhu udaranya tinggi (panas), kelembaban udara rendah, sirkulasi udara baik, tanaman berdaun tipis, tanaman ditanam di pohon atau lempengan kayu/batang pakis, dan penanamannya dalam pot ukuran lebih kecil, anggrek Anda butuh air lebih banyak. Sebaliknya, pada tempat penanaman minim cahaya, cuaca bersuhu rendah, kelembabannya tinggi, kurang sirkulasi udara, berdaun tebal dan ditanam dalam pot berukuran lebih besar, anggrek Anda tak butuh banyak air.
Jika demikian, tak ada takaran pasti untuk air. Kuncinya, adalah mengontrol kondisi media penanaman. Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah mengetahui unsur hara tanaman anggrek. Sebelum pemberian pupuk, Anda harus mengertahui tiga unsur kandungan pupuk NPK, nitrogen (N), fosfor ℗, dan Kalium (K). Unsur N berfungsi merangsang pertumbuhan vegetatif, P untuk pertumbuhan tunas, dan K untuk memperkuat akar.
Masing-masing pupuk NPK bisa memiliki komposisi berbeda. Setiap jenis anggrek pun bisa memiliki kebutuhan komposisi pupuk berbeda. Contohnya, pupuk NPK dengan perbandingan N,P, dan K-nya 1:1:1, seperti pupuk Yara Mila dengan perbandingan 16:16:16 cocok sesuai untuk anggrek yang ditanam dalam pot tanpa campuran. Perbandingan ketiga unsur pun pada umumnya berbeda pada usia anggrek. Pada anggrek yang masih kategori bibit, baru keluar dari botol sampai usia 9 bulan, dibutuhkan pupuk dengan kandungan N lebih banyak, contohnya perbandingan 60:30:10. Pada tahap ukuran sedang, dari 9 bulan hingga 18 bulan (sekitar masa berbunga pertama), butuh pupuk dengan rasio N, P, dan K sama, seperti 30:30:30. Sedangkan pada tahap berbunga, perlu kadar P lebih tinggi, seperti perbandingan 10:60:10.
Di habitat aslinya, anggrek mendapat asupan pakan dalam bentuk cairan melalui tetesan embun atau air hujan, sehingga pupuk anggrek sebaiknya diberikan dalam bentuk cair. Pupuk padat tidak direkomendasikan sebab dapat merusak akarnya. Umumnya, setiap jenis pupuk mencantumkan petunjuk penggunaan pada kemasan atau label. Umumnya campurannya seperempat sampai setengah sendok teh untuk satu liter air. Pada anggrek, direkomendasikan menggunakan setengah dari dosis yang dianjurkan.
Larutan pupuk hendaknya diberi seminggu sekali, baik pada tahap pertumbuhan vegetatif maupun pada pembungaan. Penyiraman sebaiknya dilakukan pangsung ke akar, dan hindari bagian dan atau bunga, sebab daun anggrek umumnya amat sensitif dengan zat kimia yang bisa menyebabkan daun terbakar. Saat media penanaman kering, sebaiknya siram dengan air terlebih dahulu untuk menghindari kerusakan akar akibat pupuk. Setelahnya, bisa disiramkan larutan pupuk. Bisa juga menyiramkan air bersih setelah pemberian pupuk, untuk memastikan tak ada sisa pupuk yang dapat merusak daun.
Kesalahan yang umum dilakukan penghobi anggrek adalah memberi pupuk berlebihan, karena mengira semakin banyak pupuk semakin baik. Dari pemaparan di atas, terbukti anggapan ini salah besar.
Selain, aneka produk pupuk yang telah disebutkan di atas, kami juga memiliki pupuk khusus untuk tanaman anggrek, silahkan klik disini untuk melihat produknya.
Semoga artikel ini bermanfaat.