Jika Anda tinggal di perkotaan, mendengar nama ‘ciplukan’ mungkin membuat Anda mengernyitkan dahi. Sedangkan, jika tinggal di pedesaan, Anda mungkin tidak asing dengan tanaman dengan buah berwujud unik ini. Tanaman ciplukan biasa ditemukan di ladang dan berbuah saat musim kemarau, di antara tanaman palawija seperti kacang dan jagung. Tanaman Ciplukan memiliki nama latin Physalis angulata, sedangkan sebutan dalam bahasa Inggrisnya beragam, antara lain angular winter cherry, balloon cherry, gooseberry, hogweed, dan camapu. Sedangkan di Indonesia, sebutan untuk ciplukan antara lain ceplukan (Jawa), Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram), Angket/Kepok-kepokan (Bali), Dedes (Sasak), dan Leletokan (Minahasa).
Ciplukan berkembang biak dengan biji. Daunnya berwarna hijau tua dan oval, dengan bentuk gerigi di sisinya. Pada tanaman ditemukan bentuk hijau menyerupai balon mungil yang disusun dari daun. Sesungguhnya, itu adalah selubung yang menyelimuti bunga ciplukan yang nantinya menjadi buah. Bunga ciplukan berkelopak lima dan berwarna kuning pucat, sedangkan buahnya berwarna kuning agak oranye. Jika dibelah, biji buah dan tekstur daging buah cipluk mengingatkan pada tomat. Ini tidak aneh, sebab ciplukan sesungguhnya ada dalam famili Solanaceae, satu famili dengan tomat.
Buah tanaman ciplukan bisa dimakan. Awalnya, tanaman ini dipinggirkan karena dianggap manfaatnya tidak seberapa. Namun, kini ciplukan sudah kerap dipelihara sebagai tanaman herbal, karena ternyata buahnya mengandung banyak zat dan nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan. Dalam buah ciplukan, terkandung berbagai bahan aktif yang sudah teruji klinis ampuh dan menjadikan buah ciplukan masuk dalam kategori tanaman obat herbal. Zat-zat yang terkandung antara lain asam klorogenik (chlorogenic acid), asam sitrun, fisalin, asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, dan vitamin C. Sedangkan, bijinya mengandung asam klaidik,
Manfaat keseluruhan dari buah ciplukan adalah analgesik, yang berfungsi meluruhkan air seni, menetralkan racun dalam tubuh, mengaktifkan fungsi kelenjar, dan meredakan gejala batuk dan flu. Bagian akar, dan daun tanaman pun memiliki manfaat kesehatan. Seperti zat saponin yang ditemukan di tunas dan flavanoid yang ada pada daun dan tunasnya. Lalu, inilah penyakit-penyakit yang bisa menggunakan buah ciplukan untuk perawatannya.
- Diabetes melitus (kencing manis)
Mengomsumsi buah ciplukan secara teratur bisa memicu tubuh memproduksi insulin, yang bisa bermanfaat pada penanganan penyakit kencing manis. Caranya adalah dengan mengambil seluruh tanaman ciplukan berbuah hingga akar-akarnya dan dibersihkan juga dilayukan. Potong-potong, lalu rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih dan air hanya tersisa 1/3 di panci rebusan. Saring air, lalu minum satu kali setiap harinya.
- Ayan/epilepsi
Untuk merawat penyakit ayan, makan sejumlah 8 sampai 10 butir buah ciplukan setiap harinya.
- Rematik
Pertama-tama keringkan buah ciplukan dengan cara dijemur. Setelahnya, ambil 10 gram buah yang sudah kering dan rebus dengan 3 gelas air hingga air di panci rebusan hanya tersisa setengahnya. Dinginkan air, dan saring. Minum setengah gelas tiga kali dalam sehari.
- Hipertensi/darah tinggi
Ambil buah ciplukan sebanyak 5 gram, dan rebus dengan setengah gelas air. Terus aduk air dan buah hingga mendidih. Diamkan hingga dingin, dan saring sebelum diminum. Minum ramuan dua kali sehari. Namun, jangan simpan lama air rebusan, karena senyawa bermanfaatnya akan rusak.
- Penyakit paru-paru
Ambil seluruh tanaman ciplukan sampai akar-akarnya, dan potong-potong. Rebus dengan 3-5 gelas air hingga mendidih. Saring sebelum diminum, dan minum 3 kali dalam satu hari.
Ciplukan kini juga sudah diperjualbelikan dalam bentuk kapsul, seperti Kapsul Ciplukan dari Amanah Herbal. Namun dalam penggunaan ciplukan sebagai pengobatan, baik dalam kapsul atau langsung dari pohonnya, sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli kesehatan dan herbal terlebih dulu.
Semoga artikel ini bermanfaat 🙂
Kami juga menyediakan benih ciplukan dalam bentuk biji, untuk melihat produknya silahkan klik disini.