Sawo manila merupakan tanaman berbunga dengan habitus pohon yang dapat mencapai ketinggian tanaman hingga 40 meter. Batang pohon bertekstur kasar kebau-abuan hingga coklat tua. Batang tanaman ini mengandung getah lateks. Daun berwarna hijau dan merupakan daun tunggal. Bunga termasuk flos aksilaris (tumbuh dari ketiak daun), menggantung, berbulu warna coklat di permukaan luarnya, bejumlah enam.
Buah sawo manila merupakan buah buni, bulat telur hingga jorong, berwarna coklat kemerahan dengan sisik-sisik pada permukaan kulit luarnya. Biji buah dapat berjumlah hingga 12 butir, berwarna hitam kecoklatan, lonjong, pipih dan mengkilap. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 300 m dpl.Tahan terhadap kondisi tanah kering, kadar garam yang agak tinggi, dan tiupan angin yang kencang.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Ordo:Ericales
Famili:Sapotaceae
Genus:Manilkara
Spesies:M. zapota
Nama binomial
Manilkara zapota (L.) P. Royen
Sawo manila diperkirakan berasal dari Amerika seperti Meksiko dan Guatemala dan disebarkan ke Asia Tenggara melalu perantara penjajah Spanyol yang membawanya ke Filipina. Buah sawo manila berdaging buah lembut dan manis. Umumnya sawo dihidangkan sebagai buah segar namun tak jarang sawo manila juga diolah mnejadi serbat, campuran es krim, selai, sirup, atau difermentasi menjadi cuka atau anggur.
Kandungan tannin pada kulit kayu sawo manila juga dimanfaatkan untuk penyembuhan diare dan demam sedangkan daun sawo manila dapat melarutkan garam-garam kalsium seperti batu ginjal sehingga dapat dijadikan minuman terapi bagi penderita batu ginjal.
Tinggi bibit yang dikirimkan berkisar 40-50 cm