Cara Menanam dan Budidaya Jamur Kancing

Budidaya jamur kancing dapat dilakukan dengan membeli bibit jamur kancing, kemudian melakukan persiapan media tanam, pengomposan, sterilisasi, penanaman bibit, dan casing. Kali ini kami akan memberi artikel tentang tahap-tahap tersebut sampai masa pemanenan jamur kancing. Penasaran? Yuk simak ulasannya sampai tuntas.

budidaya-jamur-kancing

Jamur kancing atau yang biasa disebut jamur champignon atau Agaricus bisporus dalam bahasa Latin merupakan jenis jamur yang paling sering digunakan dalam berbagai hidangan. Jamur jenis ini pun termasuk dalam jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia, karena mengandung rendah lemak, tinggi vitamin dan mineral seperti vitamin B dan mineral potassium. Jamur kancing memiliki bentuk seperti tombol bulat dan memiliki warna yang berbeda-beda, seperti putih, krem, dan coklat.

Persiapan Bibit

Bibit yang digunakan untuk budidaya jamur kancing sebaiknya lebih mudah dengan membeli bibit jamur kancing siap pakai untuk lebih memudahkan proses pembibitan dan lebih praktis. Sehingga petani jamur kancing dapat lebih fokus pada tahap budidaya dan pemeliharaan jamur kancing.

Persiapan Media Tanam

Untuk membuat media tanam, siapkan jerami padi, bekatul, dan kapur dolomit. Campur ketiga bahan tersebut. Untuk menambah kandungan Phospor, Nitrogen, dan Kalium, media tanam perlu ditambah dengan Urea, ZA, dan TSP. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan kesuburan media tanam.

media-tanam-janmur-kancing

Pengomposan

Pengomposan dilakukan dengan tujuan untuk mematikan mikroba-mikroba liar yang mengganggu. Pengomposan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Jerami dipotong sekitar 10-15 cm, cuci bersih, dan keringkan hingga cukup kering, yaitu dengan kelembaban 65%.
  • Susun jerami dengan ketinggian sekitar 10-15 cm, kemudian taburkan media tanam berupa campuran bekatul dan dolomit. Susun lapisan media berselang-seling antara jerami dengan bekatul dan kapur dolomit.
  • Keesokan harinya, campuran jerami, kapur dolomit, dan bekatul dibolak-balik dan ditambahkan urea. Jika media tanam berkurang kelembabannya, segera tambahkan air secukupnya. Usahakan media tidak sampai mengering.
  • Selanjutnya, tambahkan ZA pada hari ke-6 dan tambahkan TSP juga di hari ke-10. Setiap masing-masing penambahan, aduk-aduk campuran media tersebut hingga merata. Diamkan hingga hari ke 12-17.

Sterilisasi Media Tanam dalam Kumbung

Dalam hal ini, starilisasi dilakukan untuk menyempurnakan proses pengomposan dan menetralkan gas-gas beracun yang mungkin ada di dalam kumbung. Tahap-tahap yang dilakukan saat proses pengomposan antara lain:

  • Bersihkan kumbung terlebih dahulu.
  • Kemudian, masukkan media tanam yang telah siap ke dalam kumbung dengan disusun di atas rak-rak. Media tanam disusun di atas rak dengan ketebalan sekitar 15 cm.
  • Alirkan uap air menggunakan pipa uap air dari mesin pemanas hingga suhu ruangan kumbung meningkat sekitar 65o-70°C. Saat proses penguapan, pastikan ventilasi kumbung tertutup rapat agar tidak ada uap yang bocor keluar.
  • Setelah suhu mencapai 65°-70°C, pertahankan suhu tersebut hingga 8 jam.
  • Setelah 8 jam, buka ventilasi kumbung agar suhu menurun hingga 40°-45°C. Selama ventilasi dibuka, jaga suhu tetap stabil selama kurang lebih 70 jam.
  • Proses sterilisasi dapat diakhiri dengan membuka ventilasi hingga suhunya menurun menjadi 32°C.
  • Sterilisasi dapat juga dilakukan di rumah pengomposan, dengan cara menutup media tanam dengan plastik agar suhu media meningkat. Setelah suhu media meningkat hingga 60°C, pertahankan selama kurang lebih 12 jam.
  • Kemudian, masukkan media tanam tersebut ke dalam rumah kumbung dengan suhu 45°-50°C, pertahankan suhu tersebut selama 40 jam, dan dinginkan kumbung hingga suhu 32°C.

Penanaman Bibit

Penanaman bibit dilakukan saat suhu kumbung telah menurun menjadi 32°C, dengan cara menebarkan bibit jamur kancing ke media tanam yang telah disiapkan di atas rak tanam. Jumlah bibit yang disebar tidak akan mempengaruhi jumlah tanaman yang dihasilkan. Setelah 12-14 hari, miselium akan tumbuh di sekitar media tanam. Jamur kuping membutuhkan suhu untuk pertumbuhan yang berbeda di dataran rendah dan dataran tinggi. Di dataran rendah, suhu yang diperlukan adalah 24°-26°C. Adapun di dataran tinggi, suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 28°-30°C.

Casing

Casing merupakan proses pelapisan tanah dengan ketebalan sekitar 3-5 cm. Pelapisan tanah ini dilakukan di atas media yang telah ditumbuhi miselium. Tujuan dilakukan casing adalah untuk merangsang pertumbuhan tubuh jamur kancing, membantu penguapan air, dan mengurangi kerusakan media kompos. Ciri-ciri tanah yang baik untuk digunakan proses casing adalah:

  • Harus berwarna cokelat dan berpori.
  • Memiliki pH sekitar 6,2-8,0.
  • Harus bebas dari penyakit.
  • Tanah kemudian disterilisasi pada suhu 70°C selama 3-4 jam atau diberi formalin 40% sebanyak 2 Liter per meter kubik tanah.
  • Setelah 9-14 hari setelah proses casing, tubuh jamur kancing mulai muncul.
  • Selama proses pertumbuhan, buka ventilasi kumbung agar proses pertumbuhan lebih cepat.

Masa Panen

Panen-jamur-merangJamur kancing dapat mulai dipanen setelah 3 hari masa pertumbuhan tubuh jamur. Pastikan masa panennya tepat, karena jika telat melakukan pemanenan sedikit saja, jamur lebih cepat membusuk dan layu. JIka jamur sudah membusuk dan layu, tentunya jamur kancing ini akan sulit untuk dipasarkan.

Di bibitbunga.com juga tersedia berbagai macam perlengkapan berkebun, benih sayuran, buah dan lain sebagainya, silahkan klik disini.