Chives merupakan tanaman terna yang berumbi. Chives disebut juga lokio atau bawang batak di Indonesia. Bentuk chives menyerupai bawang namun pada bagian tangkai yang paling ujung lebih panjang dan berwarna putih. Chives merupakan tanaman menahun dan dapat dengan mudah digali dan dipisahkan dari rumpunnya jika terlalu besar.
Bunga ungu yang menarik menghasilkan biji yang akan berkecambah saat musim semi. Chives menyukai kondisi lingkungan yang penuh cahaya matahari atau naung sebagian. Vhives menyukai tanah humus dan toleran terhadap lahan basah dan lahan kering.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Plantae
Klade:Angiospermae
Klade:Monokotil
Ordo:Asparagales
Famili:Amaryllidaceae
Subfamili:Allioideae
Genus:Allium
Species:A.schoenoprasum
Nama binomial
Allium schoenoprasum L.
Chives dapat dimanfaatkan bagian daun bawang panjangnya (scape) dan kuncup bunga yang muda sebagai bumbu pelengkap untuk masakan seperti ikan, kentang, sour cream, graddfil sauce, sup dan masakan lainnya. Daun chives digunakan pada berbagai saus dan salad untuk mengganti rasa bawang bombay yang lembut. Daun garlic chives yang rata merupakan kombinasi rasa bawang bombay dan bawang putih. Chives juga dapat berfungsi sebagai pengusir serangga sehingga dapat dijadikan pestisida alami.
Chives dapat dipanen 6 minggu setelah penanaman. Jika membutuhkan daunnya, potong daun segar 1-1,5 cm dari dasar batang. Gunakan daun segar untuk aroma dan rasa yang tepat karena saat kering chives akan kehilangan rasanya. Selain sebagai bumbu masakan, penggunaan chives secara terbatas berfungsi sebagai stimulan, antiseptik, dan senyawa diuretik. Chives mengandung senyawa organosulfur seperti allil-sulfida, dan alkil-sulfoksida yang baik untuk sistem sirkulasi darah. Chives mengandung vitamin A dan vitamin C yang tinggi, juga mengandung sulfur, dan kaya akan kalsium dan zat besi.