Lengkuas merupakan tanaman terna, memiliki rimpang (rhizoma) yang merupakan modifikasi batang (batang semu), dan tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 2 meter bahkan lebih. Pada pangkal batang yang tua akan muncul batang muda (tunas). Selain sebagai penegak tanaman, rimpang juga berfungsi sebagai peyimpan cadangan makanan dalam bentuk tuber (umbi batang).
Umbi lengkuas mengeluarkan aroma harum yang khas, berwarna putih dan ada yang berwarna merah. Rimpang lengkuas merayap di permukaan tanah, berdaging, dan memiliki serat-serat yang kasar. Rimpang juga mengeluarkan aroma yang khas dan terasa pedas saat rimpang sudah tua.
Pelepah daun menutupi hampir seluruh batang. Lengkuas memilik daun berbentuk lanset dengan tangkai yang pendek dan berwarna hijau. Ujung daun meruncing sedangkan pangkal daun tidak runcing (tumpul). Bunga lengkuas merupakan bunga majemuk yang memiliki mahkota bunga berwarna hijau pada bagian pangkal dan putih di bagian ujung saat bunga masih kuncup. Buah lengkuas merupak buah buni hijau saat muda dan berubah menjadi coklat saat sudah tua.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Liliopsida
Ordo:Zingiberales
Famili:Zingiberaceae
Upafamili:Alpinioideae
Tribe:Alpinieae
Genus:Alpinia
Spesies:A. galanga
Nama binomial
Alpinia galanga (L.) Willd.
Tanaman lengkuas dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, umumnya umbi lengkuas cukup dimemarkan dan langsung dicelupkan ke dalam masakan. Semua bagian lengkuas dapat juga dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional seperti menyembuhkan penyakit kulit bagian luar.
Kandungan minyak atsiri lengkuas yang terdiri dari galangol, galangin, resin, methyl-cnnamae, sineol, kamfer, amilum dan lain-lain menjadikan lengkuas sebagai tanaman obat yang berkhasiat. Lengkuas diketahui dapat mencegah tumor dengan menghambat enzim pemicu tumor ‘Xanthin’. Lengkuas dimanfaatkan pula sebagai anti radang, mabuk laut, penambah nafsu makan, diare, dan lain-lain.