Seledri merupakan tanaman berhabitus semak yang tumbuh tinggi sekitar 50 cm. Tanaman ini ditanam sebagai tanaman budidaya yang sering dimanfaatkan sebagai bumbu dalam masakan, obat tradisional, maupun bahan campuran dalam produk perwatan tubuh seperti shampo.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Apiales
Famili: Apiaceae
Genus: Apium
Spesies: A. graveolens
Nama binomial
Apium graveolens L.
Seledri memiliki batang lunak tak berkayu dengan bentuk persegi. Batang seledri beruas-ruas dan beralur. Batang tumbuh tegak dan bercabang serta berwarna hijau. Daun seledri merupakan daun majemuk menyirip ganjil terdiri dari 3-7 helai daun. Daun berujung runcing dengan tepi beringgit, berwarna hijau.
Ukuran panjang daun 2-7,5 cm da lebarnya sekitar 2-5 cm. Tulang daun menyirip dan tangkai daun pendek. Bunga seledri merupakan bunga majemuk dengan perbungaan payung. Bunga seledri memiliki 5 helai petal dengan pangkal saling lekat, stamen berjumlah 5 dan saling lepas. Tangkai bunga pendek sekitar 2 cm.
Buah seledri bertipe buah kotak dengan bentuk kerucut berwarna hijau kekuningan. Akar seledri merupakan akar tunggang.
Seledri merupakan tanaman terna yang dimanfaatkan sebagai bumbu masakan seperti sup atau sayur lalap. Seledri dibagi menjadi tiga jenis yaitu seledri daun (seledri iris), seledri tangkai), dan seledri umbi.
Seledri daun (A. graveolens ‘secalinum’) merupakan seldri berdaun banyak dan sering dijumpai di Indonesia sebagai bahan masakan Indonesia. Seledri tangkai (A. graveolens ‘dulce’) umumnya dimanfaatkan sebagai campuran salad, memiliki tangkai daun yang lebih besar dari jenis yang lain. Seledri umbi (A. graveolens ‘rapaceum’) memiiki umbi di dalam tanah yang dimanfaatkan dalam bumbu Schnitzel, sup, dan semur. Selain sebagai bahan masakan, seledri juga dimanfaatkan sebagai anti hipertensi, diuretika, anti rematik, penambahnafsu makan, meningkatkan gairah seksual, dan lain-lain.