Tanaman kopi Arabika berasal dari Brasil dan Etiopia. Tanaman ini merupakan tanaman kopi pertama yang ditemukan dan masih dibudidayakan hingga saat ini. Tanaman kopi Arabika menyukai daerah beriklim kering selama 3 bulan berturut-turut dengan suhu 16oC hingga 20oC. Toleran terhadap suhu dingin namun tidak pada suhu beku. Tanaman ini tumbuh subur di daerah dengan ketinggian sekitar 700 m hingga 1700 m di atas permukaan laut.
Tanaman ini awalnya diberi nama Jasminum arabicum oleh Antoine de Jussieu, orang berkebangsaan Perancis yang pertama kali mendeskripsikan tanaman ini setelah melakukan penelitian spesimen di Botanic Gardens of Amsterdam. Namun pada tahun 1737, Linnaeus memasukkan tanaman kopi Arabika ke dalam genus Coffea.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Plantae
(tidak termasuk):Angiospermae
(tidak termasuk):Eudikotil
(tidak termasuk):Asterids
Ordo:Gentianales
Famili:Rubiaceae
Subfamil:Ixoroideae
Tribe:Coffeeae
Genus:Coffea
Species:Coffea arabica
Tata nama binomial
Coffea arabica L.
Jumlah produksi kopi Arabika berkisar antara 75-80 persen produksi kopi jenis lain di seluruh dunia. Kopi Arabika membutuhkan kurang lebih 7 tahun untuk matang sempurna. Tanaman kopi Arabika menyukai naungan. Setelah 2 tahun dari masa penanaman, kopi Arabika akan menghasilkan bunga berwarna putih dan sangat wangi. Wangi bunga kopi Arabika mirip dengan wangi bunga melati. Bunga akan mekar saat matahari bersinar dan akan menghasilkan sejumlah buah kopi yang berbentuk seperti buah berry.
Kopi Arabika galur (strain) Etiopia secara alami mengandung sangat sedikit kafein kurang lebih 0,76 mg kafein per gram berat keringnya sementara kopi Arabika pada umumnya mengandung 12 mg kafein per gram berat keringnya. Namun kopi Arabika galur Ethiopia masih memiliki rasa kopi yang normal.