Pohon trembesi adalah pohon yang tumbuh tinggi hingga 30-40 meter, besar, tajuknya melebar, berkanopi seperti payung yang terbuka, hal ini membuatnya populer sebagai pohon peneduh. Diameter batang pohon 4-5 meter. Pohon trembesi dapat berbunga, bunganya berwarna putih bercak merah, berbunga pada bulan Mei dan Juni. Disamping itu juga menghasilkan buah. Buahnya panjang, sedikit melengkung, berwarna coklat kehitaman saat matang.
Ideal bagi ruang publik yang sangat luas seperti bangunan besar, taman, halaman sekolah ataupun pekarangan rumah dengan lahan tanah yang luas. Pohon trembesi juga dikenal sebagai pohoh hujan, karena tajuknya sering meneteskan air.
Air yang menetes itu sebenarnya hasil dari daya serap akarnya yang tinggi dan kuat terhadap air di dalam tanah.
Pohon trembesi ini memiliki nama ilmiah Albizia saman, berasal dari Amerika tropis namun sudah menyebar ke seluruh daerah tropis, termasuk Indonesia. Di Istana negara, terdapat 2 pohon kanopi yang tumbuh kokoh, membuat suasana istana menjadi teduh dan Asri. Pohon trembesi tersebut di tanam sendiri oleh mantan Presiden RI yang pertama, yaitu Bapak Soekarno.
Pohon ini bisa tumbuh hingga ratusan tahun lamanya. Mampu mneyerap karbondioksida dengankapasitas yang jauh lebih besar dibanding daya serap pohon lainnya. Satu batang pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton karbondioksida di setiap tahunnya (penelitian Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan IPB).
Sehingga sangat baik jika ditanam berjejer di pinggir jalan, karena dapat menyerap emisi karbondioksida dari kendaraan bermotor. Biji trembisi yang berbentuk seperti kuaci ternyata bisa diandalkan sebagai obat herbal, yaitu obat pencuci perut. Bisa juga dijadikan snack. Ekstrak daunnya bisa menghambat bakteri penyebab penyakit TBC.
Di beberapa tempat dianggap sebagai pohon pengganggu karena tajuknya yang melebar dapat menghambat berkembangnya tanaman atau pohon-pohon lainnya.
Isi per paket: 25 gram biji trembesi.