Bawang prei merupakan salah satu tanaman yang termasuk genus Allium yang tidak memiliki batang sejati. Bawang prei memiliki batang semu berukuran besar, berwarna putih dan beraroma tajam. Daun berbentuk panjang dan pipih serta tidak berongga.
Daun memiliki pelepah yang liat dengan warna hijau. Ukuran daun bawang ini lebih besar daripada daun bawang merah. Tanaman ini tidak memiliki umbi seperti bawang merah maupun bawang putih. Pertumbuhan cukup lambat dengan umur panen sekitar 6 bulan.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Asparagales
Famili: Alliaceae
Genus: Allium
Nama binomial
Allium ampeloprasum L.
Sinonim
Allium ampeloprasum var. porrum (L.) J.Gay
Allium porrum L.
Bawang prei dapat dibudidayakan sebagai tanaman monokultur atau tanaman tumpang sari. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada daerah beriklim tropis. Perbanyakan tanaman melalui pemisahan rumpun anakan. Bawang prei dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 250-1500 meter di atas permukaan laut. Kondisi tanah yang baik untuk penanaman bawang prei adalah tanah dengan kadar pH netral sekitar 6,5-7,5.
Jika kadar pH tanah di bawah 6,5 (pH asam) maka perlu dilakukan pengapuran tanah terlebih dahulu sebelum penanaman. Tanah andosol dan tanah lempung sangat disukai oleh bawang prei sebagai substrat tumbuhnya. Suhu lingkungan optimal adalah 18-25oC dan curah hujan optimal adalah 2000 mmm per tahun.
Rasa bawang prei menyerupai rasa bawang bombay namun beraroma lebih lembut. Sering dimanfaatkan dalam masakan seperti sup vichyssoisse Perancis atau bubur scottish Skotlandia. Selain dimanfaatkan sebagai bumbu rempah masakan, bawang prei tenyata berkhasiat pula untuk mencegah anemia, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menyehatkan jantung, dan menjaga kekuatan tulang.