Artikel ini kami terbitkan bagi pemula yang baru mau pertama kali terjun dalam bidang hidroponik, ataupun penasaran dengan sistem hidroponik seperti apa yang sesuai untuk pemula (newbie friendly). Prinsip bercocok tanam dengan cara hidroponik adalah menggunakan media tumbuh yang bukan berupa tanah, rata-rata berupa air atau substrat lain selain tanah. Air dicampur dengan nutrisi untuk tanaman, biasa disebut nutrisi hidroponik (pupuk AB Mix), yang menggantikan peran unsur-unsur hara yang ada di tanah, sehingga tanaman tetap dapat tumbuh dengan baik.
Keunggulan hidroponik, Anda tidak perlu menggunakan lahan pertanian yang luas untuk bercocok tanam. Jika Anda menggunakan hidroponik dengan sistem pompa, air yang dialirkan sebagai media tanam tidak terbuang sia-sia karena akan mengalir kembali ke dalam wadah penampungan. Tanaman hidroponik seperti tanaman sayuran (kangkung, selada, sawi, melon, tomat, kentang, cabai, atau timun) yang dihasilkan berkualitas baik, tumbuh banyak dan bisa berkali-kali panen.
Ini salah satu gambar sistem hidroponik yang menggambarkan dua (2) sistem hidroponik yang sangat mudah dipraktekkan: hidroponik sistem sumbu dengan menggunakan botol aqua bekas (atau botol air mineral atau minuman lainnya), dan hidroponik dengan pompa.
Menanam Dengan Metode Hidroponik di Rumah
Ada banyak sekali teknik hidroponik yang diketahui di dunia, namun menurut kami ada dua cara termudah yang bisa Anda adaptasi. Cara mudah untuk mengerjakan hidroponik di rumah adalah dengan system sumbu (wick) dan sistem apung (floating system). Untuk bahasan mengenai cara bertanam hidroponik paling lengkap dapat Anda lihat disini, namun mayoritas cara tersebut tergolong kompleks, tidak terlalu sederhana, dan tidak newbie friendly. Jika Anda menginginkan cara bertanam hidroponik sederhana untuk pemula, kami tetap menyarankan sistem sumbu dan sistem apung. Berikut bahasannya.
A. Sistem Sumbu (wick)
Sistem ini menggunakan kemampuan kapilaritas sumbu untuk membawa larutan nutrisi ke akar tanaman. Bahan-bahan yang perlu disiapkan:
- Sebuah botol plastik (potong menjadi 2 bagian) atau 2 gelas plastik bekas.
- Sumbu (sumbu kompor, kain flannel, atau kain nylon).
- Media tanam (arang sekam, sabut kelapa (coir) atau cocopeat, spons, pasir, kerikil, serbuk kayu, expanded clay, rockwool, perlite, vermiculite, atau pumice).
- Larutan nutrisi. Anda bisa membeli pupuk AB mix dalam bentuk serbuk yang siap campur di toko pertanian atau toko hidroponik online atau jika Anda ingin membuat sendiri larutan nutrisi sederhana juga bisa, caranya dengan mencampurkan pupuk urea (1000 gr), pupuk KCL (1000 gr), dan pupuk NPK (1000 gr), serta ditambah pupuk daun (umumnya merk gandasil (growmore)) (50 gr) dengan air sebanyak 20 liter. Air untuk melarutkan sebaiknya berasal dari air sungai atau air sumur. Air PDAM tidak dianjurkan untuk dipakai kecuali telah diendapkan selama 7 hingga 10 hari. Ada beberapa cara lain yang kami jabarkan untuk membuat sendiri nutrisi hidroponik, bisa dibaca di artikel ini.
- Benih atau bibit tanaman (kangkung, selada, kol, timun, kentang, tomat, cabai, dan lain-lain).
Konstruksi alat dapat dirakit sebagai berikut:
- Tutup botol / dasar gelas plastik diberi lubang kemudian sumbu dipasang.
- Botol plastik yang telah dibelah diletakkan dalam posisi saling tumpang tindih.
- Bagian belahan tanpa sumbu diisi larutan nutrisi.
- Bagian yang bersumbu diletakkan di bagian atas dan diisi media tanam. Benih tanaman pun siap ditanam.
B. Sistem Apung (floating system)
Sistem ini menggunakan bantuan styrofoam untuk sebagai penahan tanaman. Bibit/benih tanaman disemai terlebih dahulu dalam arang sekam hingga muncul 2 daun. Beri lubang-lubang pada styrofoam (seukuran gelas plastik) dengan jarak 3-5 cm antar lubang. Beri lubang pula pada dasar gelas plastik bekas. Letakkan rockwool atau spons (bagian tengah diberi celah) ke dalam gelas plastik setinggi 2/3 bagian.
Gelas plastik bekas (plus rockwool / spons) diletakkan pada lubang-lubang di papan styrofoam. Permukaan bak nutrisi ditutup papan styrofoam berlubang. Kemudian bibit tanaman siap ditanam dengan meletakkannya pada celah rockwool / spons yang terdapat dalam gelas plastik. Perlu diperhatikan: dasar gelas plastik harus menyentuh larutan nutrisi dalam bak nutrisi.
Selain metode di atas, ada metode lain yang bisa Anda lakukan yaitu sistem Aeroponik. Pada sistem ini akar diberi nutrisi dengan cara penyemprotan berkala. Tanaman digantung pada penahan tanaman lalu semprot akar dengan larutan nutrisi secara terus menerus (menggunakan sprayer). Keunggulan sistem ini, tanaman akan mendapatkan oksigen dan karbondioksida secara penuh (100%) merata di seluruh bagian tanaman (akar, batang dan daun). Kondisi ini dapat membuat tanaman cepat berakar dan tumbuh. Mengenai aeroponik juga sudah kami bahas di artikel kemarin.
Itulah cara mudah dan sederhana dengan system sumbu (wick) dan system apung bagi Anda yang akan mencoba tanaman hidroponik. Tanaman yang dihasilkan dengan metode ini pada jaringan akar dan batang tanamannya tidak akan rusak dan tentu saja metode ini dapat menghemat lahan untuk bercocok tanam. Semoga bermanfaat.
Lihat disini berbagai perlengkapan hidroponik yang kami jual.