Memang benar, sayuran merupakan makanan yang sudah pasti dikonsumsi oleh banyak orang. Begitu banyak jenis-jenis sayur yang dapat dijadikan sebagai bahan utama pada masakan, seperti kangkung, sawi, bayam, seledri, selada, hingga sayuran jenis buah-buahan seperti tomat, timun, atau pare pun dapat juga digunakan sebagai bahan untuk memasak. Jika Anda adalah seorang vegetarian, Anda dapat memenuhi kebutuhan Anda terhadap sayur setiap hari dengan menjadi petani sayuran di rumah. Tidak perlu khawatir, karena menanam sayuran dapat dilakukan di rumah dengan mudah, tanpa perlu menyiapkan lahan terlalu luas. Mungkin jika Anda memiliki pekarangan rumah, hal itu bisa dimanfaatkan menjadi lahan sayuran Anda. Namun, jika ingin lebih mudah, sayuran dapat ditanam menggunakan pot atau polybag yang lebih hemat lahan. Sehingga dengan lahan yang tidak terlalu luas, Anda dapat menanam banyak macam sayuran dengan memanfaatkan pot. Media tanam yang digunakan juga tidak sulit didapatkan, hanya campuran dari tanah, pupuk kompos, dan arang sekam.
Menanam sayuran menggunakan media pot atau polybag dapat memberikan banyak keuntungan bagi Anda, antara lain:
- Lebih hemat lahan, karena pot atau polybag dapat ditata di atas bangku kayu saja.
- Lebih mudah dalam perawatan dan pengendalian hama.
- Lebih mudah jika ingin menanam beberapa jenis sayuran sekaligus.
- Budidaya sayuran dengan cara ini dapat dimanfaatkan untuk skala kecil atau skala rumah tangga.
- Resiko penyakit yang mengancam tanaman melalui akar dapat dimimalisir.
- Lebih menghemat pemakaian pupuk, karena lahan yang tidak terlalu banyak, sehingga pupuk tidak terbuang percuma.
Sebelum Anda memulai untuk menjadi petani sayuran di rumah, ada baiknya juga jika Anda mempelajari syarat-syarat media tanam yang baik, agar nantinya Anda dapat menyediakan media tanam yang baik bagi sayuran Anda. Pastikan bahwa media tanam yang Anda gunakan adalah media tanam organik, mengingat sayuran ini akan Anda konsumsi sendiri di rumah bersama keluarga. Media tanam yang baik harus memiliki sifat fisik, biologi, dan kimia yang seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Syarat-syarat media tanam yang baik secara umum adalah:
- Media tanam harus mampu menyediakan ruang tumbuh bagi tanaman dan mampu menopang tanaman dengan kokoh. Artinya, media tanam yang digunakan harus gembur, agar akar dapat masuk ke dalam media tanam dengan mudah. Namun, jika media tanam terlalu padat, akar tidak dapat menembus media dan pertumbuhan tanaman pun akan terhambat.
- Media tanam harus memiliki porositas yang baik, artinya media tanam harus mampu menyimpan air. Media tanam dengan porositas baik akan memiliki rongga di sela-sela media sebagai jalan penyerapan air agar air tidak tergenang di permukaan pot.
- Harus bersifat higroskopis, artinya mampu menyerap air. Media tanam sebaiknya tidak hanya mampu menyimpan, tetapi juga mampu menyerap air agar dapat dijadikan cadangan air saat tanah mengalami kekeringan. Sehingga kelembaban tanah tetap terjaga.
- Memiliki drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerase (kemampuan mengalirkan udara) yang baik.
- Menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman, baik unsur makro maupun mikro. Unsur hara yang cukup dan seimbang dapat diperoleh dari pupuk tanaman maupun aktivitas mikroorganisme pada media.
- Media tidak boleh mengandung bibit penyakit, karena bibit penyakit jika berkembang dapat mengakibatkan kematian pada tanaman. Sebenarnya media tanam tidak harus steril dari berbagai mikroorganisme tanah, karena bisa jadi mikroorganisme tersebut dapat membantu kesuburan tanah. Yang terpenting adalah media harus bebas dari bibit penyakit.
Teknik Bertani Sayuran Menggunakan Pot
Setelah membahas berbagai hal terkait keuntungan media pot dan syarat-syarat media yang baik untuk tanaman, maka kini saatnya Anda mempelajari teknik-teknik bercocok tanam sayuran dengan mudah menggunakan pot. Tahap-tahap yang perlu dilakukan antara lain:
Persiapan Media Tanam
Jika ingin membuat media tanam sayuran organik, maka bahan-bahan yang digunakan untuk membuat media tanam pun harus berupa bahan-bahan alami juga. Bahan-bahan yang digunakan antara lain tanah, pupuk kompos, dan arang sekam. Berikut langkah-langkah pembuatannya:
- Siapkan tanah yang telah dicangkul-cangkul agar lebih gembur.
- Ayak tanah tersebut hingga tersisa butiran-butiran yang halus dan tidak menggumpal. Usahakan tanah yang digunakan kering dan tidak menggumpal. Karena jika menggumpal, akan sulit untuk dicampur dengan bahan lain.
- Siapkan kompos yang telah matang. Bisa menggunakan kompos bokashi maupun kompos takakura. Ayak kompos hingga tersisa butiran-butiran halus.
- Siapkan juga arang sekam yang dapat dibuat dengan membakar padi kering atau sabut kelapa.
- Campur ketiga bahan yang telah dipersiapkan tersebut dengan perbandingan 2 bagian tanah, 1 bagian kompos, dan 1 bagian arang sekam (2:1:1). Campur hingga merata. Pastikan tidak ada yang menggumpal.
- Masukkan ketiga bahan yang telah diaduk tersebut ke dalam pot atau polybag yang telah disiapkan.
Perlu diperhatikan, bahwa komposisi takaran 2:1:1 yang digunakan untuk membuat media tanam tersebut hanya perkiraan secara umum. Tentunya komposisi perbandingan media tanam akan berbeda-beda tergantung jenis tanaman apa yang ditanam.
Persemaian Bibit
Bibit yang berupa biji harus disemai terlebih dahulu untuk menghindarkan resiko gagal tanam. Misalnya untuk jenis-jenis sayuran yang berbiji seperti sawi, selada, tomat, cabai, atau pare. Biji sayuran dikeluarkan terlebih dahulu dari dagingnya, kemudian keringkan selama beberapa jam hingga lendir yang menyelimuti biji tersebut hilang. Media persemaian dapat dilakukan pada kotak plastik kecil yang telah diisi dengan media semai seperti rockwool. Lama persemaian bergantung pada jenis sayuran yang akan ditanam. Misalnya untuk sawi, lama persemaiannya kurang lebih 2 minggu. Persemaian dihentikan saat tanaman sudah muncul beberapa helai daun.
Penanaman
Proses penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit sayuran dari lahan semai ke media tanam yang telah disiapkan sebelumnya. Pemindahan harus dilakukan dengan hati-hati agar akar tanaman tidak rusak dan membusuk. Beberapa hal yang harus dilakukan adalah:
- Buat lubang sedalam kurang lebih 5-8 cm pada media tanam dengan menggunakan tongkat kayu.
- Masukkan bibit sayuran ke dalam lubang tersebut.
- Tutup lubang menggunakan campuran tanah, pupuk kompos, dan arang sekam yang juga digunakan untuk media tanam.
- Beri siraman air secukupnya.
Pemeliharaan dan Pengendalian Hama
Selama masa pertumbuhan, tanaman harus dirawat dengan baik dan dijaga kebersihannya dari berbagai hama maupun serangga yang merugikan. Caranya adalah sebagai berikut:
- Rajin melakukan penyiangan, yakni pengecekan tanaman dari gulma atau rumput liar yang ikut tumbuh di sekitar tanaman.
- Rajin membersihkan pot maupun media tanam agar resiko terserang hama penyakit dapat dimimalisir.
- Rajin melakukan penyiraman secara rutin pada pagi dan sore hari agar kebutuhan air pada tanaman dapat terpenuhi.
- Jika tanaman terlihat lambat pertumbuhannya atau terlihat kurang subur setelah berusia 3 minggu setelah masa tanam, Anda dapat melakukan pemupukan kembali menggunakan pupuk kompos yang telah matang.
- Jaga tanaman dengan baik hingga masa panen tiba.
Sekian artikel ini, semoga bermanfaat.
Temukan aneka benih sayuran disini dan perlengkapan berkebun lainnya disini. 🙂